Petani Rensing Bat, Gunakan Centong sebagai alat pengukur curah hujan



SID Rensing Bat_Keadaan cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu kendala para petani di Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat di saat menentukan waktu tanam tanamannya, sebab metode hitung-hitungan secara tradisional yang di terapkan selama ini tidak akurat sehingga sering sekali keliru dalam memperediksi waktu tanam dan waktu panen.
Melihat kondisi yang seperti ini selalu dialamai setiap tahun, para petani yang tergabung dalam Klub Pengukur Curah Hujan (KPCH) yang bersekretariat di rumah Pengurus kelompok tani Loker Maju Dayen Kubur Dusun Lepok, memanfaatkan sebuah alat sederhana yang dapat digunakan untuk memprediksi cuaca. Alat yang berfungsi menampung curah hujan ini disebut “Centong”  berukuran 12x22 Cm di tempelkan pada sebuah bambu atau kayu berukuran 1,5 meter yang di letakkan berdiri di pematang sawah atau di tengah sawah yang tidak boleh terlindung dengan pohon maupun bangunan, centong di taruh dengan jarak 20 samapai 25 meter dengan centong yang lainnya dan di biarkan selama 24 jam guna menampung curah hujan. Cara kerja Centong terbilang cukup sederhana, petani akan mengukur curah hujan yang tertampung di dalam centong tersebut. selanjutnya petani akan menganalisis dan memprediksi curah hujan selama beberapa bulan kedepan. Dari sinilah petani akan menyusun skenario cuaca untuk menentukn masa tanam dan masa panennya.
Sebelumnya, petani diberikan pelatihan oleh Puska Universitas Indonesia (UI) yaitu Guru Besar Antropologi FISIP UI Yunita T. Winarto sebagai penggagas KPCH hingga bisa membuat strategi bertani dengan skenario cuaca bulanan berdasarkan hasil pengamatan curah hujan harian. Biasanya petani di Desa Rensing Bat menanam padi akhir tahun antara Bulan Desember dan Awal Tahun di bulan Januari dan akan panen antara bulan Maret dan Bulan April. Pada Bulan Mei dan Juni mereka biasa lanjutkan dengan menanam tembakau dan panen di bulan September dan Oktober.
KPCH di Lombok Timur sudah berjalan baik. Respons petani menggembirakan. berharap, lewat KPCH ini bisa mengurangi dampak perubahan iklim yang kian hari makin dirasakan petani, seperti yang disampaikan Kepala Bidang Perkebunan Kabupaten Lombok Timur Assyairul Kabir,S.Pt,M.Sc saat mengikuti Audit oleh Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dari Kementerian PPN/BAPPENAS pusat kepada KPCH  tentang penggunaan bantuan yang di berikan. Acara ini berlangsung pada hari Selasa (9/1/2018) di Sekretariat Kelompok Tani Loker Maju Desa Rensing Bat.hadir juga dalam kesempatan tersebut  Kepala Desa Rensing Bat Muhammad Hilmi,SE dan perwakilan dari masing-masing KPCH kecamatan lain di kabupaten Lombok Timur.
ICTTF sendiri merupakan lembaga wali amanat pada perwalian perubahan iklim Indonesia yang bertindak sebagai penyalur dana untuk membiyayai kegiatan-kegiatan perubahan iklim. Perwalian ini di operasikan dan di kelola oleh wali amanah yang didirikan oleh Kementerian PPN/BAPPENAS.
Dalam dua tahun sejak 2014 pertama dibentuk, sudah ada belasan KPCH di Lima kecamatan di Lombok Timur. Lima Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Keruak, Jerowaru,Sakra Barat, Sakra dan Sakra Timur.
Selama ini petani kesulitan memahami ramalan cuaca dari BMKG. Keterbatasan pengetahuan menjadi penyebab mereka sukar mencerna istilah ramalan cuaca BMKG. Lewat KPCH, ini semua dibuat sederhana dan mudah dipahami. Ke depan, petani diarahkan bisa memahami kondisi lahan, dan asupan pupuk untuk memaksimalkan hasil tani. a_m
Petani Rensing Bat, Gunakan Centong sebagai alat pengukur curah hujan Petani Rensing Bat, Gunakan Centong sebagai alat pengukur curah hujan Reviewed by Unknown on January 09, 2018 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.