RENSING
BAT - Tembakau adalah komoditi yang cukup banyak dibudidayakan petani.
Komoditas pertanian tembakau sudah menjadi harapan bagi petani, dan hal itu
tidak bisa ditinggalkan serta merta atau beralih tanam ke tanaman lain. Sejak
awal tahun 1990 an petani yang ada di Desa Rensing Bat sudah mengembangkan
komoditas pertanian ini dengan menanam tembakau rajangan kemudian terjadi
pergeseran dengan beralih ke jenis tembakau virginia. Hingga saat ini seluruh
masyarakat khusunya petani setiap tahunnya menanam tembakau virginia lebih dari
165 hektar lahan persawahan. Dibandingkan dengan tanaman lain seperti
cabe,kedelai, jagung atau tomat, tanaman tembakau adalah tanaman yang
menjanjikan keuntungan yang sangat besar sehingga dalam 15 tahun terahir
perekonomian masyarakat Rensing Bat mengalami peningkatan signifikan.
Memasuki
musim kemarau dan menjelang musim tanam tembakau virginia yang ditargetkan
mulai sekitar ahir bulan Mei atau awal bulan Juni 2017 mendatang petani Desa Rensing Bat sudah melakukan berbagai
persiapan mulai dari penyemaian bibit hingga mengolah tanah. Tanaman yang
dijuluki ‘emas hijau’ ini memang sangat tergantung pada keadaan iklim selama
masa pertumbuhannya. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh antara lain curah
hujan, kelembaban, penyinaran dan suhu. Diantara faktor-faktor tersebut curah
hujan merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya.
Tanaman
yang berasal dari San Salvador ini terbilang unik. Bila komoditas tanaman lain
kesulitan untuk tumbuh optimal pada musim kemarau, tembakau malah sebaliknya.
Dengan kadar air yang semakin sedikit, malah membuat kualitas tembakau bisa
mencapai puncak terbaiknya.
Menjelang
masa tanam tembakau tahun 2017 para petani Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra
Barat sudah mulai melakukan berbagai persiapan sebelum masa tanam dimulai.
1. Penyemaian Bibit
1. Penyemaian Bibit
Sejak
akhir bulan Maret 2017 lalu petani sudah mulai menyiapkan tempat penyemaian
bibit tembakau dengan melakukan pengolahan tanah dan membuat bedeng. Luas lahan
tempat penyemaian bibit ini disesuaikan dengan luas lahan petani tempat menanam
tembakau tetapi ada sebagian petani membuat penyemaian bibit melebihi luas
areal yang ia punya namun lebih berorientasi bisnis yakni bibit tembakau
nantinya bisa dijual kepada petani yang tidak punya bibit dengan harga Rp.200-250/bibit.
Sementara
untuk ukuran lebar bedeng tempat penyemaian bibit adalah 120 cm sedangkan untuk
panjang bedeng bisa mencapai 12 meter sampai 25 meter. Sedangkan untuk
kebutuhan benih secara normal tanaman tembakau 1 hektare hanya membutuhkan
benih 8-10 gram tergantung jarak tanam,
petani mendapatkan benih dengan mempersiapkan sendiri sejak masa tanam tahun
sebelumnya dan untuk petani binaan perusahaan biasanya mendapatkan benih dari
perusahaan tembakau tersebut.
Selama
proses penyemaian, bedeng penyemaian biasanya disiram secara rutin sampai agak
lembab dan diberi naungan berupa plastik khusus dengan sistem melengkung dengan
ajir yang terbuat dari bambu, untuk plastik yang digunakan berwarna putih agak tebal
dengan harga Rp.3000- 4000/meter. Proses penyemaian bibit tembakau ini
membutuhkan waktu sekitar 35-55 hari baru bibit siap dipindahkan ke kebun atau
lahan tanam yang telah disiapkan.
2.
Pengolahan Tanah
Sambil
menunggu bibit yang disemai tumbuh besar, maka petani melakukan persiapan lahan
tanam tembakau dengan melakukan pengolahan tanah. Selanjutnya, dalam mengolah
tanah petani dapat melakukan dua kali pencangkulan atau pembajakan dengan
interval 1 sampai 2 minggu, kemudian di sekeliling lahan tanam tembakau itu
dibuat saluran pembuangan air setelah
itu petani juga membuat bedeng dengan lebar antara 120-140 cm dan tinggi antara
15-30 cm jarak antar bedeng yang satu dengan yang lainnya 40-50 cm dengan arah
membujur antara timur dan barat atau utara dan selatan.
Dalam
hal pembajakan tanah petani biasanya menggunakan jasa handtracktor yang disewa
dengan ongkos perhektar Rp.1.500.000,- sedangkan untuk pembuatan saluran
air/drainase dan bedeng menggunakan jasa tenaga kerja tani yang ada di desa
saat ini ongkos upah harian tenaga kerja tani yang laki berkisar
Rp.50.000/hari. Ongkos pembajakan dan pembuatan saliuran air/drainase dan
bedeng mengalami kenaikan sehingga dampaknya sangat besar pengaruhnya bagi
petani tembakau bagaimanapun juga biaya produksi atau modal yang dikeluarkan
cukup besar. Kenaikan biaya produksi inilah yang kemudian menyebabkan sebagian
petani menggunakan tenaga sendiri untuk menyiapkan lahan dan memilih tidak
begitu menggebu-gebu untuk menyewa lahan._dn
Sumber :
www.rensingbatdesa.blogspot.co.id
Persiapan Petani Rensing Bat Jelang Tanam Tembakau
Reviewed by Unknown
on
May 10, 2017
Rating:
No comments: