Logo BUMDes Rensing Bat |
Badan Usaha Milik Desa selanjutnya disingkat dengan BUMDes diproyeksikan muncul sebagai kekuatan ekonomi baru di wilayah perdesaan. Undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 memberikan payung hukum atas BUMDes sebagai pelaku ekonomi yang mengelola potensi desa secara kolektif untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa.
Istilah BUMDes muncul melalui Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 72 tahun 2005 dan dirincikan melalui Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 39 Tahun 2010. BUMDes merupakan wadah usaha
desa yang memiliki semangat kemandirian, kebersamaan, dan kegotong-royongan
antara pemerintah desa dan masyarakat untuk mengembangkan aset-aset lokal untuk
memberikan pelayanan dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan desa.
Sebelum lahirnya kebijakan di atas, inisiatif
BUMDes sudah muncul di sejumlah daerah dengan nama yang berbeda-beda, tapi
mereka memiliki prinsip dan tujuan yang sama. Ada yang menjalankan bisnis
simpan-pinjam atau keuangan mikro, ada juga yang menyelenggarakan pelayanan air
minum untuk mengatasi kesulitan akses masyarakat terhadap air bersih dan usaha
lainnya.
Secara substansial, Undang-undang Desa Nomor 6 tahun 2014 mendorong desa sebagai
subjek pembangunan secara emansipatoris untuk pemenuhan pelayanan dasar kepada
warga, termasuk menggerakan aset-aset ekonomi lokal. Posisi BUMDes menjadi
lembaga yang memunculkan sentra-sentra ekonomi di desa dengan semangat ekonomi
kolektif.Antara BUMDes dan ekonomi pribadi maupun kelompok masyarakat lainnya sebenarnya tidak ada yang perlu dipertentangkan. Semuanya saling melengkapi untuk menggairahkan ekonomi desa. Namun, BUMDes merupakan lembaga yang unik dan khas sepadan dengan keunikan desa.
Undang-undang Desa Nomor 6 tahun 2014 pasal 87 ayat 3 menyebutkan, BUMDes dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Artinya, BUMDes dapat menjalankan berbagai usaha, mulai dari pelayanan jasa, keuangan mikro, perdagangan, dan pengembangan ekonomi lainnya. Sebagai contoh, BUMDes bisa membentuk unit usaha yang bergerak dalam keuangan mikro dengan mengacu secara hukum pada Undang-undang Lembaga Keuangan Mikro maupun Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan.
BUMDes merupakan
sebuah usaha desa milik kolektif yang digerakkan oleh aksi kolektif antara
pemerintah desa dan masyarakat. BUMDes merupakan bentuk public and community
partnership atau kemitraan antara pemerintah desa sebagai sektor publik dengan
masyarakat setempat.
BUMDes lebih
inklusif dibanding dengan koperasi, usaha pribadi maupun usaha kelompok
masyarakat yang bekerja di ranah desa. Koperasi memang inklusif bagi
anggotanya, baik di tingkat desa maupun tingkat yang lebih luas, namun koperasi
tetap ekslusif karena hanya untuk anggota.
Sumber : desamembangun.or.id
Pengembangan BUMDes sebagai pilar kemajuan Desa
Reviewed by Unknown
on
September 06, 2017
Rating:
No comments: